Jumat, 15 Februari 2013

fenomena aneh pikiran manusia

"We have all some experience of a feeling, that comes over us occasionally, of what we are saying and doing having been said and done before, in a remote time – of our having been surrounded, dim ages ago, by the same faces, objects, and circumstances – of our knowing perfectly what will be said next, as if we suddenly remember it!" – Charles Dickens.


Pikiran adalah hal yang luar biasa. Ada begitu banyak tentang hal ini yang masih menjadi misteri sampai hari ini. Ilmu mampu menggambarkan fenomena aneh, tapi tidak dapat menjelaskan asal-usul mereka. Sementara sebagian besar dari kita sudah familiar dengan satu atau dua dalam daftar ini, banyak orang lain kebanyakan tidak dikenal di luar wilayah psikologis. Mungkin kalian pernah mengalami beberapa fenomena dibawah ini.






  • "Mmm, kayanya aku pernah ngalamin kejadian ini deh?" . Ya. Déjà vu adalah pengalaman pernah mengalami atau melihat sebuah keadaan sebelumnya. Anda merasa peristiwa tersebut pernah terjadi atau terulang kembali. Pengalaman ini biasa diikuti oleh perasaan mengenal yang kuat dan perasaan keterkejutan atau keanehan. Pengalaman “sebelumnya” ini biasa dianggap pernah terjadi dalam mimpi, namun terkadang ada perasaan bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi di masa lalu. 








  • “Tunggu dulu, kursi di situ, dia berjalan ke kiri… Ya! Aku pasti mengalami déjà vu! Selanjutnya pasti…”. Sok tau amat ya kayaknya? Déjà vécu adalah pengalaman ketika seseorang berpikir bahwa mereka mengalami deja vu. Déjà vu adalah perasaan pernah melihat sesuatu sebelumnya, sementara déjà vécu adalah pengalaman pernah melihat sesuatu sebelumnya, tapi sangat mendetail – seperti mengenali bau dan suara. Ini juga diikuti dengan perasaan yang kuat bahwa mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya juga pernah mengalami ini, terkadang saya memberitahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada orang-orang sekitar, dan ternyata benar. Inilah sensasi yang sangat aneh dan tak dapat dijelaskan.










  • "Tunggu! Kayaknya aku gak asing dengan tempat ini, deh?"Déjà visité adalah pengalaman yang kurang umum dan merupakan peristiwa ketika seseorang mengetahui seluk beluk sebuah tempat yang baru dikunjunginya. Misalnya, Anda tahu bermacam jalan di sebuah kota baru meskipun tak pernah ke sana, dan tahu bahwa mustahil bagi Anda mengetahuinya. Déjà visité adalah hubungan spasial dan geografi, sementara déjà vécu adalah kejadian sementara. Nathaniel Hawthorne menulis mengenai pengalaman ini dalam bukunya “Our Old Home”, yang bercerita ketika ia mengunjungi sebuah reruntuhan kastil dan sangat mengetahui seluk beluknya. Ia kemudian mampu membenarkan pengalamannya tersebut setelah membaca puisi karya Alexander Pope yang bercerita tentang kastil ini secara akurat.




  • “Oh ya ya… Hmm… Benar juga… … … Tunggu dulu, barusan aku bicara apa ya?”Déjà senti adalah fenomena 'telah melakukan' sesuatu. Secara eksklusif, ini merupakan fenomena mental dan jarang tersimpan di memori Anda kemudian. Menurut seseorang yang pernah mengalaminya: “Sesuatu yang menarik perhatian adalah sesuatu yang telah menariknya sebelumnya, dan itu dikenali, tapi terlupakan sementara, dan dibuka kembali melalui perasaan puas bahwa itu telah dilakukan. Pembukaan ini selalu diawali melalui suara orang lain, atau melalui perkataan, atau melalui apa yang aku baca dan kita katakan; dan aku pikir bahwa selama keadaan abnormal itu aku mengeluarkan berbagai kata-kata sederhana seperti ‘Oh ya, aku tahu’, ‘Oh ya, aku ingat’, dll., tapi satu menit atau dua menit kemudian, aku dapat membuka kembali kata-kata yang tidak terucap yang mengakibatkan pembukaan ini. Aku hanya tahu bahwa mereka merangkai kembali apa yang aku rasakan sebelum mengalami kondisi abnormal sejenis.”  Intinya, Anda berpikir bahwa Anda telah mengucapkan sesuatu, tapi sebenarnya tidak mengucapkan apapun.




  • “Pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu, pintu… Apa itu pintu? Pintu itu bahasa apa sih?”. Jamais vu (tak pernah terlihat) adalah situasi yang dikenali tapi tak dikenali. Biasanya dianggap sebagai kebalikan déjà vu dan melibatkan perasaan agak aneh. Orang yang mengalaminya tidak mengenali situasi ini meskipun tahu bahwa mereka pernah berada di sana sebelumnya. Hal ini bisa dijelaskan ketika seseorang dalam sementara tidak mengenali seseorang, kata, atau tempat yang mereka tahu. Chris Moulin dari Leeds University, meminta 92 peserta menuliskan “pintu” 30 kali dalam 60 detik. Ia melaporkan bahwa 68 persen “kelinci percobaannya” memperlihatkan tanda-tanda jamais vu, seperti mulai meragukan bahwa “pintu” adalah kata yang pernah ada. Ia menyimpulkan bahwa jamais vu adalah akibat dari kelelahan otak.




  • "Ya ya. Aku tahu jawabannya. Jawabannya itu... ... ...itu... ... ...aduh apa ya? Aku tahu tapi tidak bisa dikatakan. Ya ampun, apa ya?"Presque vu sama dengan sensasi “di ujung lidah” (tip of the tongue) – ini perasaan yang kuat bahwa Anda akan mengalami sebuah epifani – meskipun epifani jarang muncul. Sebutan “presque vu” berarti “hampir terlihat”. Sensasi presque vu dapat sangat membingungkan dan mengganggu.




  • "Wah, aku kok tidak kepikiran ya? Harusnya aku katakan tadi!". L’esprit de l’escalier (stairway wit) adalah perasaan memikirkan jawaban yang cerdas tapi terlambat. Sebutan ini bisa digunakan untuk menjelaskan balasan terhadap ejekan, atau perkataan cerdas yang muncul di pikiran tapi terlambat digunakan—ketika seseorang berada di “tangga” meninggalkan adegan itu. Kata treppenwitz dalam bahasa Jerman digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang sama. Kata yang cocok untuk menggambarkan situasi ini adalah “baik setelah terjadi”. Fenomena ini biasa diikuti oleh perasaan menyesal karena tidak memikirkannya ketika sangat dibutuhkan.




  • "Kayaknya dia bukan adikku. Adikku tidak seperti itu...". Delusi Capgras adalah fenomena ketika seseorang percaya bahwa teman dekat atau anggota keluarga telah diganti oleh seseorang yang identik. Ini bisa dikairkan dengan kepercayaan lama bahwa bayi diculik dan digantikan dengan pengganti dalam cerita Abad Pertengahan, juga cerita modern ketika alien menggantikan orang-orang untuk tinggal bersama kita karena alasan yang tak diketahui. Delusi ini umum pada orang penderita schizoprenia tapi dapat terjadi pada penderita penyakit lain.




  • "Jangan! Jangan! Siapa kamu? Jangan sakiti saya!". Delusi Fregoli adalah fenomena otak yang jarang terjadi ketika seseorang percaya bahwa orang-orang yang berbeda dianggap sama karena alasan tertentu. Biasanya dikaitkan dengan paranoia dan kepercayaan bahwa seseorang mencoba menyiksa mereka. Kondisi ini dinamai setelah aktor Italia, Leopoldo Fregoli yang terkenal karena kemampuannya membuat perubahan cepat ketika berakting di panggung. Pertama dilaporkan tahun 1927 dalam kasus wanita berusia 27 tahun yang percaya ia disiksa oleh dua aktor yang sering ia lihat di teater. Ia percaya bahwa orang-orang tersebut “membujuknya, dan membentuk seseorang yang ia kenal atau temui”.




  • "Mmm, Anda siapa ya? Kok saya lupa? O iya, saya ingat!" Prosopagnosia adalah fenomena ketika seseorang tidak mampu mengenali wajah orang atau benda yang seharusnya mereka ketahui. Orang yang mengalami keanehan ini biasanya mampu menggunakan cara lain untuk mengenali orang – seperti parfum, bentuk atau gaya rambut, suara, atau bahkan cara berjalan mereka. Kasus klasik keanehan ini muncul dalam buku tahun 1998 (dan Opera oleh Michael Nyman) berjudul “The man who mistook his wife for a hat” (Pria yang salah menganggap istrinya sebagai topi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar