Bakteri yang jumlahnya bisa mencapai 400 jenis ini,
secara sederhana, dikelompokkan menjadi bakteri baik dan bakteri jahat.
Bakteri baik adalah bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan, sedang
bakteri yang menyebabkan penyakit disebut dengan bakteri jahat.
Probiotik dan Manfaatnya
Bakteri jahat mengeluarkan racun yang dapat mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Jika jumlah bakteri jahat meningkat, risiko gangguan kesehatan juga meningkat. Bakteri jahat yang juga sering disebut bakteri patogen dapat mengeluarkan racun yang menyebabkan diare.
Mendengar nama bakteri saja, asosiasinya selalu pada penyebab penyakit. Padahal, tidak demikian dengan bakteri baik yang disebut probiotik. Bakteri ini memang baik. Seperti namanya, dia menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus. Selain itu, probiotik dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu proses metabolisme dalam usus.
Sebuah penelitian di Finlandia menemukan bahwa probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dengan menghasilkan antibiotika yang menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Probiotik juga dinyatakan dapat mencegah konstipasi dan mengurangi bakteri Helycobacter pylori yang menyebabkan infeksi pada lambung. Probiotik sebagai bakteri yang menguntungkan sudah diketahui sejak lama, lebih dari 2.000 tahun lalu. Akan tetapi, pembuktian secara ilmiahnya baru dilakukan pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan asal Rusia, Ilya Metchnikoff, yang bekerja pada Institut Pasteur di Paris. Lewat penelitiannya, Metchnikoff menemukan bahwa orang yang terbiasa mengonsumsi yoghurt lebih sehat dan umurnya lebih panjang dibanding yang tidak.
Yoghurt (susu fermentasi) mengandung bakteri asam laktat yang dapat meningkatkan kerja enzim galaktosidase sehingga memudahkan pencernaan laktosa dalam usus dan meningkatkan kualitas nutrisi. Bakteri ini juga diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Bakteri baik adalah bakteri yang menghasilkan asam laktat, terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria (jenis bakteri yang dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat). Probiotik mengandung sejumlah besar sel hidup dan dapat melakukan metabolisme dalam usus.
Meningkatkan Jumlah Probiotik
Probiotik adalah bakteri yang hidup di dalam usus. Sebagai bakteri yang hidup, probiotik memerlukan makanan. Nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik namun tidak cocok dengan bakteri jahat disebut prebiotik. Kombinasi keduanya meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik. Prebiotik mendukung probiotik dan menekan bakteri jahat. Tidak heran banyak produsen makanan dan minuman yang menyertakan kedua bakteri ini dalam makanan atau minuman yang mereka pasarkan.
Para ahli mendefinisikan istilah prebiotik yang diperkenalkan oleh Gibson dan Roberfroid pada 1995 lalu ini sebagai kandungan makanan yang tidak dapat dicerna, yang merangsang pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Prebiotik bisa didapatkan dari serat makanan secara alami, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Bawang bombay, bawang putih, pisang, dan produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu juga mengandung prebiotik.
Untuk meningkatkan jumlah bakteri baik, bahan-bahan makanan tersebut bagus untuk dikonsumsi secara teratur. Hanya saja, bagi anak-anak, mengonsumsi bawang, sayuran dan buah, terutama pada usia di bawah satu tahun, pastilah sulit. Prof Agus Firmansyah MD PhD dari Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa air susu ibu (ASI) adalah sumber probiotik terbaik bagi anak.
Probiotik dan Manfaatnya
Bakteri jahat mengeluarkan racun yang dapat mengeluarkan enzim yang mendorong terbentuknya senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan. Jika jumlah bakteri jahat meningkat, risiko gangguan kesehatan juga meningkat. Bakteri jahat yang juga sering disebut bakteri patogen dapat mengeluarkan racun yang menyebabkan diare.
Mendengar nama bakteri saja, asosiasinya selalu pada penyebab penyakit. Padahal, tidak demikian dengan bakteri baik yang disebut probiotik. Bakteri ini memang baik. Seperti namanya, dia menghasilkan antibiotika alami yang membantu keutuhan mukosa usus. Selain itu, probiotik dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu proses metabolisme dalam usus.
Sebuah penelitian di Finlandia menemukan bahwa probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dengan menghasilkan antibiotika yang menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Probiotik juga dinyatakan dapat mencegah konstipasi dan mengurangi bakteri Helycobacter pylori yang menyebabkan infeksi pada lambung. Probiotik sebagai bakteri yang menguntungkan sudah diketahui sejak lama, lebih dari 2.000 tahun lalu. Akan tetapi, pembuktian secara ilmiahnya baru dilakukan pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan asal Rusia, Ilya Metchnikoff, yang bekerja pada Institut Pasteur di Paris. Lewat penelitiannya, Metchnikoff menemukan bahwa orang yang terbiasa mengonsumsi yoghurt lebih sehat dan umurnya lebih panjang dibanding yang tidak.
Yoghurt (susu fermentasi) mengandung bakteri asam laktat yang dapat meningkatkan kerja enzim galaktosidase sehingga memudahkan pencernaan laktosa dalam usus dan meningkatkan kualitas nutrisi. Bakteri ini juga diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Bakteri baik adalah bakteri yang menghasilkan asam laktat, terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria (jenis bakteri yang dapat menekan pertumbuhan bakteri jahat). Probiotik mengandung sejumlah besar sel hidup dan dapat melakukan metabolisme dalam usus.
Meningkatkan Jumlah Probiotik
Probiotik adalah bakteri yang hidup di dalam usus. Sebagai bakteri yang hidup, probiotik memerlukan makanan. Nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik namun tidak cocok dengan bakteri jahat disebut prebiotik. Kombinasi keduanya meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik. Prebiotik mendukung probiotik dan menekan bakteri jahat. Tidak heran banyak produsen makanan dan minuman yang menyertakan kedua bakteri ini dalam makanan atau minuman yang mereka pasarkan.
Para ahli mendefinisikan istilah prebiotik yang diperkenalkan oleh Gibson dan Roberfroid pada 1995 lalu ini sebagai kandungan makanan yang tidak dapat dicerna, yang merangsang pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Prebiotik bisa didapatkan dari serat makanan secara alami, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Bawang bombay, bawang putih, pisang, dan produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu juga mengandung prebiotik.
Untuk meningkatkan jumlah bakteri baik, bahan-bahan makanan tersebut bagus untuk dikonsumsi secara teratur. Hanya saja, bagi anak-anak, mengonsumsi bawang, sayuran dan buah, terutama pada usia di bawah satu tahun, pastilah sulit. Prof Agus Firmansyah MD PhD dari Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa air susu ibu (ASI) adalah sumber probiotik terbaik bagi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar